Cape Belajar Bisnis Online Sendiri

Senin, 02 Juni 2014

Gadget Berbahaya Bagi Anak

PPC Iklan Blogger Indonesia

Pola turn off atau shut down ketika bermain game ini, telah merasuki pikiran anak-anak. Sehingga jalan pintas seperti ketika bermain game, juga mereka terapkan dalam kehidupan.
        

         Ayah Bunda, beberapa riset menyebutkan bahwa virus perilaku anak yang sebelumnya menjangkiti negara maju seperti agresifitas berlebihan, kerentanan dalam menghadapi persoalan individual, ketergantungan yang tinggi terhadap orang tua, lemahnya kemampuan adaptasi sosial, saat ini sudah mulai menjangkiti Indonesia.  

   Kita dapat menemukan setiap hari di media berbagai kejadian yang begitu memprihatinkan dan kadang sulit dicerna secara logika, seperti anak membunuh temannya karena persoalan cinta atau persoalan ketersinggungan diri, dan sebagainya.

    "Kita dipertontonkan dengan gemuruhnya kehidupan anak yang berisi kalau tidak menyakiti diri sendiri yah menyakiti orang lain," ujar Pengamat Sosial Universitas Indonesia(UI) Devie Rahmawati kepada Okezone, baru - baru ini.

      Di luar negeri, dimana sudah dilakukan serangkaian riset yang panjang (lebih dari 20 tahun), ditemukan sedikit jawaban bahwa penyebab dari perilaku tidak rasional remaja ini salah satunya ialah konsumsi tayangan televisi dan gadget yang overdosis.

    Konsumsi tayangan televisi dan gadget yang mengandung unsur pornografi dan kekerasan, telah menjadi referensi berpikir serta bertindak anak-anak dalam menyelesaikan berbagai persoalan hidup mereka. Sudah lama hasil riset mengemukakan bahwa tayangan kekerasan dan pornografi memberikan efek imitasi atau mencontoh bagi penontonnya.

     "Kalau kita lihat bagaimana respon seorang anak yang menghabisi anak lainnya hanya karena minuman tumpah misalnya, dengan mudah kita bisa mengingat bahwa perilaku "premanisme" ini sering di sajikan melalui tayangan-tayamham film yang ada," ungkapnya.

      Begitu juga, dengan perilaku seks ekstrim yang dilakukan banyak anak, dengan sangat mudah diperoleh di Internet

     Lain lagi pengaruh game terhadap generasi Internet (lahir 1980 - 2000-an), adalah generasi game. Mereka besar ditemani game, yang tanpa disadari membentuk karakter mereka yang lemah. Sudah ada riset di US yang menyebutkan bahwa, anak-anak yang terbiasa bermain game, juga akan merespon kehidupan seperti bermain game. Ketika mereka tidak mampu mengelola persoalan, mereka akan mudah memilih mematikan (turn off) persoalan seperti bunuh diri. Pola turn off atau shut down ketika bermain game ini, telah merasuki pikiran anak-anak. Sehingga jalan pintas seperti ketika bermain game, juga mereka terapkan dalam kehidupan.

      Ini perlu menjadi perhatian serius bagi orang tua atau dewasa yang hidup di sekitar anak-anak. Mengingat gadget (yang digunakan bukan hanya untuk berkomunikasi, tetapi menonton televisi,film, bermain games), harganya sangat murah di negeri ini, dan sudah bukan menjadi barang mewah. 

      Orang dewasa perlu mengembargo penggunaan gadget bagi anak-anak. Berbagai tipe permainan yang terlihat baik bagi anak, belum tentu baik. Karena ada beberapa trik yang digunakan produsen game. Misalnya, permainan di awal tampak bersahabat, karena menggunakan ikon binatang atau gambar-gambar imut dan lucu, namun, di akhir game (yang luput dari perhatian orang dewasa), barulah bonus pornografi ataupun kekerasan ditampilkan.

    "Lain lagi dengan materi-materi gambar ataupun narasi pornografi yang sangat berbahaya, karena bahkan sampai menyajikan menu yang rinci tentang bagaimana berhubungan dengan saudara sendiri misalnya, bahkan orang tua.  Ini sangat berbahaya meracuni pikiran anak-anak. 

       Namun sayangnya, orang tua modern cenderung memilihkan gadget untuk menjadi baby sitter bagi anak-anak. Mengingat, ketika kita memberikan gadget untuk anak, anak pun kemudian berperilaku menjadi anak ideal (tenang, tidak agresif, berada terus di rumah dan sebagainya). Tanpa disadari, racun bukan datang dari luar, tetapi disuapi langsung oleh orang tua.

     Atas nama modernitas dan kasih tanpa batas, orang tua bahkan berlomba-lomba memberikan gadget tercanggih bagi anak-anak keberanian dari seorang pemimpin seperti membatasi tayangan hiburan yang tidak mendidik hingga menaikkan pajak gadget.

     "Selain itu ada pula larangan membawa atau menggunakan gadget selama di sekolah; pengawasan dan penghapusan konten pronografi dan kekerasan di internet (memperbanyak pasukan siber negara); pengaturan jam malam bagi anak-anak dan sebagainya. Mengingat pertaruhannya ialah masa depan bangsa," papar Dosen Ilmu Komunikasi UI ini.

Sumber: Marieska Harya Virdhani - Okezone.com, 12 Mei 2014

Entri Populer