Cape Belajar Bisnis Online Sendiri

Senin, 28 April 2014

TV Menggerus Kinerja Otak

PPC Iklan Blogger Indonesia

Tiap satu jam tayangan televisi beresiko menggerus 10 persen daya ingat atau konsentrasi anak.


     Ayah Bunda. Balita, bahkan batita (bawah tiga tahun) sebaiknya jangan dimanjakan dengan tontonan televisi. Riset terbaru membuktikan bahwa bocah yang rajin memelototi televisi cenderung mengalami gangguan daya ingat. Inilah peringatan Peneliti dari Children's Hospital and Regional Medical Center, Seattle, Amerika Serikat.

     Juru bicara tim peneliti, Dimitri Christakis, mengatakan bahwa otak bayi berkembang pesat pada usia dua tahun sampai tiga tahun. Dilain pihak, siaran televisi terus menerus memberikan rangsangan (impuls) yang tidak alami kepada otak si bocah. Rangsangan tak alami ini akan terus-menerus menuntut rangsangan yang serupa. Akibatnya, kepekaan terhadap jenis rangsangan yang lain berkurang dan anak kesayangan cenderung lamban mengerjakan tugas sekolah atau tugas rumah.

        Menurut Christakis, rangsangan tidak alami diperparah oleh makin cepatnya perubahan citra gambar pada layar televisi. Maklum, para produsen TV seperti berlomba dan pamer teknologi mempercepat perubahan gambar untuk memikat pemirsa.

   Riset ini menggunakan metode yang sama dengan yang biasa digunakan untuk mendiagnosa gejala kemerosotan daya konsentrasi (attention deficit disorders). Responden yang terlibat adalah 1.315 anak dan orang tua mereka. Para orang tua ditanyai kebiasaan anaknya menonton televisi dan perilaku anak itu. Kesimpulannya, kata Christakis, tiap satu jam tayangan televisi beresiko menggerus 10 persen daya ingat atau konsentrasi anak.

     Frederick Zimmerman dari Universitas Wasington memperkuat kesimpulan itu. Kata-nya, menjauhkan anak dari televisi lebih baik ketimbang memberinya batasan maksimal. "Mustahil membuat batasan. Setiap penambahan jam akanmenambah resiko."

Entri Populer